Jumat, 28 April 2017

FORM KAJIAN ILMIAH DAN DISKUSI
Tanggal           : Rabu, 26 April 2017
Tempat            : Rest Area Jubung (Café Kahyangan)
Jenis Kajian     :Bedah Buku

Tema Kajian    : Kepribadian atau Motivasi
Kepustakaan   : Born to be Genius (Adi W. Gunawan)

Pemateri          : Faizatul Isma
Moderator       : Ilmin Nadhifa

PEMBAHASAN        
1.    Manusia dilahirkan melalui proses, belajar, mencoba, kemudian sukses, tanpa terkecuali melalui sebuah kegagalan.
2.      Paradigm yang keliru, sering kali orangtua salah mengartikan pandangan/pemikiran kepada anaknya.  Memahami anak karena nilai mata pelajaran yang buruk, padahal anak memiliki kreatifitas di bidang lain.
3.      Belajar dari pengalaman, misalnya Thomas Edison, ilmuan yang menciptakan lampu, dia 999x gagal, namun tidak pernah menyerah dengan pengalamannya hingga akhirnya ke 1000x ia berhasil. 
Disebuah lembaga sekolah pun ada akreditasi siswa bodoh, hal ini dapat dijadikan sebagai motivasi untuk siswa yang kurang pintar (lamban), agar lebih meningkatkan potensinya dalam pembelajaran maupun non pembelajaran, misalnya dalam pengembangan diri dengan mengikuti ekstra kurikuler sekolah.
4.      a. Pengetahuan deklaratif (hafalan), yaitu penguasaan pengetahuan dengan cara menghafal.
5.      Pengetahuan procedural (pemikiran yang lebih mendalam), yaitu rasa ingin tahu anak yang semakin dalam mengenai hal-hal yang mereka lihat atau yang sedang belajar tentang IPA, dia semakin ingin tahu mengapa bumi itu bulat? Mengapa laut berwarna biru? Dst.

PERTANYAAN DAN JAWABAN
1.      Bagaimana solusi jika ada orang tua yang hanya melihat sisi negative dari anaknya?
Jawab  :
a.   Motivasi pada orang tua untuk tidak menekan anaknya, agar anak mendapat kepercayaan dan berusaha menjadi lebih baik.
b.      Memberikan reward dan punishment pada anak hal ini dapat memotivasi anak agar ia lebih dapat memilih mana yang baik dan yang buruk.
c.       Seperti yang dikatakan oleh R.A.Kartini “Wanita berpendidikan tidak hanya ingin setara dengan laki-laki, tetapi untuk pendidikan anak”.
2.      Apakah genius itu dari sudah terjadi sejak lahir atau dari pendidikan dan apa berbedaan genius dengan cerdas?
Jawab  :
a.       Genius yaitu sudah dari lahir (sudah dalam kandungan).
Misal: Ibu saat hamil sering membaca Qur’an.
b.      Cerdas yaitu dari setelah lahir (saat bayi otaknya diasah oleh orangtua)
·         Teori aktivitisme yaitu kecerdasan pembawaan dari lahir.
·         Teori konfergensi yaitu kecerdasan dari lahir dan saat pendidikan.
3.      Bagaimana dengan kelas akselerasi dan bagaimana dengan pemisahan antara siswa yang pintar dengan siswa yang kurang pintar?
Jawab: Kelas akselerasi kurang tepat diterapkan karena pemisahan siswa pandai dengan kurang pandai, yang mengakibatkan kecemburuan sosial antara pihak siswa.




.....................…………………………KUDAKI Community……….................……………………

Anggota:
Haris Abdul Qodir
Ahmad Ahlul Adnin
Ahmad Lutfhi Nassirudin
Camelia Ambarwati
Septa Lutfi Aini
Faizatul Isma
Rohmatul Istiqomah
Miftahul Jannah
Ria Siti Rahayu
Ilmin Nadhifah


Selasa, 28 Maret 2017

Resum Perbandingan Empat Madzhab

   
       TUGAS RESUM THAHARAH, SHOLAT & ZAKAT, PUASA DAN HAJI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perbandingan Madzhab

Dosen Pengampu:
Erfan Efendi, M.Pd.I
 










Di susun Oleh:
Nama                     :           Ria Siti Rahayu
NIM                      :           084141398
Kelas                     :           A-9

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( PAI )
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
April, 2017







BAB THAHARAH
A.    Definisi  Thaharah Menurut Empat Madzhab
No
Menurut Empat Madzhab
Definisi Tahaharah
1
Maliki
Bersifat hukmiyah yang menyebabkan orang yang disifatinya boleh melakukan shalat dengan pakaian yang dipakainya dan di tempat ia melakukan shalat itu.
2
Hanafi
Suci dari hadats dan khubts (kotoran).
3
Hambali
Hilangnya hadats dan najis.
4
Safi’i
Melakukan sesuatu yang membolehkan seseorang melakukan shalat serta menghilangkan hadats dan najis.[1]

B.     Macam-Macam Air Menurut Empat Mazdhab
No
Macam-Macam Air
Madzhab Maliki
Madzhab Hanafi
Madzhab Hambali
Madzhab Safi’i
1
Air mutlak
Suci mensucikan
Suci mensucikan
Suci mensucikan
Suci mensucikan
2
Air musta’mal
Suci tidak mensucikan
Suci mensucikan
Suci tidak mensucikan
Suci tidak mensucikan
3
Air musakhkhan musyammasy
Boleh
Makruh
Boleh
Boleh
4
Air musakhkhan ghairu musyammasy
-
Boleh
Boleh
-








C.    Benda-Benda Suci Menurut Empat Madzhab
No
Menurut Empat Madzhab
Benda Padat
(Emas, perak, tembaga, besi, timah, tanaman, hewan, dll)
Benda Cair
(Tanah, minyak, air tebu, air sari bunga, minyak wangi cuka, air liur, dll)
1
Maliki
Semua hewan suci.
Air liur dalam keadaan terjaga atau tidur.
2
Hanafi
Semua hewan najis kecuali babi.
Keringat, air ludah, empedu dan dahak.
3
Hambali
Semua hewan suci kecuali anjing dan babi.
Air mata, keringat, air liur dan ingus.
4
Safi’i
Semua hewan suci kecuali anjing dan babi.[2]
Sesuatu yang keluar dari hewan suci maka suci pula.

D.    Benda-Benda Najis Menurut Empat Madzhab
No
Benda-benda Najis
Madzhab Maliki
Madzhab Hanafi
Madzhab Hambali
Madzhab Safi’i
1
Khamr
Najis
Najis
Najis
Najis
2
Nanah dan darah
-
Najis
-
Najis
3
Air kencing bayi
Najis
Suci bayi laki-laki
Suci bayi perempuan
Suci bayi laki-laki
4
Bangkai
Semua yang keluar dari bangkai najis.
-
Najis, kecuali bulu wol.
Semua yang keluar dari bangkai najis kecuali telur.[3]
5
Kotoran
Kotoran yang keluar dari hewan yang dapat dimakan adalah najis.
Kotoran yang keluar dari hewan yang dapat dimakan adalah najis.
Kotoran yang keluar dari hewan yang dapat dimakan adalah najis.
Kotoran yang keluar dari hewan yang dapat dimakan adalah najis.[4]
6
Benda yang keluar dari perut
Binatang halal suci
Suci
Binatang halal suci
Najis
7
Air mani
Najis
Najis
Suci
Suci

E.     Wudlu Menurut Empat Mazdhab
No
Wudlu
Madzhab Maliki
Madzhab Hanafi
Madzhab Hambali
Madzhab Safi’i
1
Niat
-
Rukun
Rukun
Rukun[5]
2
Membasuh wajah
Rukun
Rukun
Rukun
Rukun
3
Membasuh tangan
Rukun
Rukun
Rukun
Rukun
4
Mengusap kepala
Rukun
Rukun
Rukun
Rukun
5
Membasuh kaki
Rukun[6]
Rukun
Rukun
Rukun
6
Tertib
-
­-
Rukun
Rukun
7
Muwalat
-
Rukun
-
Rukun

F.     Hal-Hal yang Membatalkan Wudlu
No
Hal yang membatalkan wudlu
Madzhab Maliki
Madzhab Hanafi
Madzhab Hambali
Madzhab Safi’i
1
Keluarnya sesuatu lewat qubul dan dubur
Batal
Batal jika keluar sesuatu yang lazim
Batal
Batal
2
Tidur yang bukan dalam posisi Tamakkun
Batal
Batal jika pulas
Batal
Batal walau dengan tamakkun
3
Hilang akal karena mabuk, tidur, atau sakit.
Batal
Batal
Batal
Batal
4
Menyentuh kemaluan dengan telapak tangan
Tidak batal
Batal
Batal
Batal
5
Menyentuh kulit lawan jenis bukan mahrom
Tidak batal
Batal jika merasa lezat
Batal
Batal dengan syahwat
6
Keluarnya sesuatu dari badan
Batal
Tidak batal
Tidak batal
Tidak batal


BAB SHALAT DAN ZAKAT
A.    Definisi Shalat Menurut Empat Madzhab
No
Menurut Empat Madzhab
Definisi Shalat
1
Maliki
-
2
Hanafi

Rangkaian rukun yang dikhususkan dan dzikir yang ditetapkan dengan syarat-syarat tertentu dalam waktu yang telah ditentukan.[7]
3
Hambali

Nama untuk sebuah aktifitas yang terdiri dari rangkaian berdiri, ruku dan sujud.
4
Safi’i
-


B.     Syarat Wajib Shalat Menurut Empat Madzhab
No
Madzhab Maliki
Madzhab Hanafi
Madzhab Hambali
Madzhab Safi’i
1
Islam
Islam
(orang kafir masuk Islam tidak perlu mengqada’ sholat-shalat yang ditinggalkan selama dia masih kafir).[8]
-
-
2
Berakal
Berakal
-
Berakal
3
Baligh
Baligh
-
-

C.    Rukun Shalat Menurut Empat Madzhab
No
Rukun Shalat
Madzhab Maliki
Madzhab Hanafi
Madzhab Hambali
Madzhab Safi’i
1
Niat
Niat
Niat
Niat
Tidak harus niat[9]
2
Takbiratul Ikhram
Takbiratul Ikhram (menggunakan bahasa arab).[10]
Takbiratul Ikhram (menggunakan bahasa arab).

Takbiratul Ikhram (menggunakan bahasa arab).
Takbiratul Ikhram (tidak menggunakan bahasa arab tidak apa-apa).[11]
3
Berdiri bagi yang sanggup berdiri
Wajib berdiri
Berdiri bagi yang sanggup berdiri (tidak sanggup berdiri maka bisa duduk dan menghadap kiblat)
Berdiri bagi yang sanggup berdiri (jika tidak bisa duduk maka shalatnya terlentang dan menghadap kiblat)[12]
Berdiri bagi yang sanggup berdiri (jika tidak bisa duduk maka shalatnya terlentang dan menghadap kiblat)
4
Membaca surat al-fatihah pada setiap rakaat
Wajib membaca surat al-Fatihah
Tidak wajib membaca al-Fatihah (boleh membaca surat apa saja yang ada di dalam Al-Qur’an).
Wajib membaca surat al-Fatihah
Wajib membaca surat al-Fatihah
5
Ruku
Ruku dan wajib tuma’ninah
Ruku dan tidak wajib tuma’ninah
Ruku dan wajib tuma’ninah
Ruku dan wajib tuma’ninah
6
Bangkit dari ruku dan berdiri tegak
Wajib mengangkat kepalanya dan beri’tidal serta disunnahkan membaca tasmi
Tidak wajib mengangkat kepalanya dan beri’tidal serta disunnahkan membaca tasmi.
Wajib mengangkat kepalanya dan beri’tidal serta disunnahkan membaca tasmi
Wajib mengangkat kepalanya dan beri’tidal serta disunnahkan membaca tasmi
7
Sujud dan tuma’ninah didalamnya
Sujud dilakukan 2x pada setiap rakaat dan 7 anggota wajib menempel (dahi, kedua telapak tangan, dua lutut, dua ibu jari).
Sujud dilakukan 2x pada setiap rakaat dan 7 anggota wajib menempel (dahi, kedua telapak tangan, dua lutut, dua ibu jari).
Sujud dilakukan 2x pada setiap rakaat dan 7 anggota sunnah menempel.
Sujud dilakukan 2x pada setiap rakaat dan 7 anggota wajib menempel (dahi, kedua telapak tangan, dua lutut, dua ibu jari).
8
Bangkit dari sujud dan duduk diantarra dua sujud hingga dalam posisi duduk tegak dan tuma’ninah didalamnya.

Wajib duduk diantara dua sujud

Tidak wajib duduk diantara dua sujud
Wajib duduk diantara dua sujud
Wajib duduk diantara dua sujud[13]
9
Tuma’ninah dalam semua ruku
Tuma’ninah dalam setiap ruku
Tuma’ninah dalam setiap ruku
Tuma’ninah dalam setiap ruku
Tuma’ninah dalam setiap ruku
10
Tahiyyat
Tahiyyat pertama sunnah dan tahiyyat terakhir itu sunnah.
Tahiyyat pertama sunnah dan tahiyyat terakhir itu sunnah.
Tahiyyat pertama wajib dan tahiyyat terakhir itu wajib.
Tahiyyat pertama sunnah dan tahiyyat terakhir itu wajib.
11
Mengucapkan salam
Wajib mengucapkan salam 1x.
Tidak wajib mengucapkan salam.
Wajib mengucapkan salam 2x.
Wajib mengucapkan salam 1x.[14]
12
Tertib
Tertib
Tertib
Tertib
Tertib

D.    Definisi Zakat Menurut Empat Madzhab
No
Menurut Empat Madzhab
Definisi Zakat
1
Maliki

Mengeluarkan bagian yang khusus dari harta yang telah mencapai nisabnya untuk yang berhak menerimanya, jika milik sempurna dan mencpai haul selain barang tambang, tanaman dan rikaz.
2
Hanafi





Pemberian harta karena Allah agar dimiliki orang fakir yang beragama Islam selain dari bani Hasyim atau bekas budaknya dengan ketentuan manfaat dan harta terputus dari pemiliknya yang asli dengan cara apapun.
3
Hambali
Nama untuk sebuah aktifitas yang terdiri dari rangkaian berdiri, ruku dan sujud.
4
Safi’i
Nama bagi sesuatu yang di keluarkan dari harta dan badan dengan cara tertentu.[15]

E.                 Syarat Wajib  Zakat

No
Syarat Wajib Zakat
Menurut Madzhab Maliki
Menurut Madzhab Hanafi
Menurut Madzhab Hambali
Menurut Madzhab Safi’i
1
Merdeka
Tidak wajib
Wajib
Wajib
Wajib
2
Islam
-
­-
-
Orang murtad wajib mngeluarkan zakat, dan yang wajib di zakati adalah harta ketika ia masih muslim.
3
Baligh dan berakal
-
Wajib
-
-
4
Harta yang dikeluarkan adalah harta yang wajib dizakati
Binatang yang diberi makan pemiliknya (ma’lufah).
Wajib zakat madu
Wajib zakat madu
Tidak wajib zakat madu
5
Harta yang dizakati adalah milik penuh
Harta yang dimiliki harta yang dimiliki secara asli dan hak pengeluarannya berada ditangan pemiliknya.

Harta yang dimiliki secara utuh dan berada ditangan sendiri yang benar-benar dimiliki.
Harta yang dimiliki secara asli dan bisa dikeluarkan sesuai dengan keinginan pemiliknya.
Harta yang dimiliki secara asli, penuh dan ada hak untuk mengeluarkannya.

6
Kepemilikan harta telah mencapai setahun, menurut hitungan tahun qamariyah.
Wajib
Wajib
Wajib
Wajib

F.                 Yang Wajib Di Zakati
No
Yang Wajib Dizakati
Madzhab Maliki
Madzhab Hanafi
Madzhab Hambali
Madzhab Safi’I
1
Binatang ternak
Kecuali kuda
Kuda
Kecuali kuda
Kecuali kuda
2
Emas dan perak
Nisob emas= 20 misqol atau 20 dinar beratnya 91 23/25 misqol.
Nisob perak=200 dirham berat 624 gram.
Nisob emas= 20 misqol atau 20 dinar beratnya 91 23/25 misqol.
Nisob perak=200 dirham berat 624 gram.
Nisob emas= 20 misqol atau 20 dinar beratnya 91 23/25 misqol.
Nisob perak=200 dirham berat 624 gram.
Nisob emas= 20 misqol atau 20 dinar beratnya 91 23/25 misqol.
Nisob perak=200 dirham berat 624 gram.
3
Biji makanan yang mengenyangkan
Hanya gandum
Hanya gandum
Hanya gandum
Biji-bijian yang menjadi makanan pokok, termasuk beras= 653 kg beras.
4
Harta perniagaan
Hukumnya sunnah yaitu 2,5%
Hukumnya sunnah yaitu 2,5%
Hukumnya sunnah yaitu 2,5%
Hukumnya sunnah yaitu 2,5%.[16]

BAB PUASA
A.     Rukun Puasa[17]
No
Rukun Puasa
Madzhab Maliki
Madzhab Hanafi
Madzhab Hambali
Madzhab Safi’i
1
Niat
Puasa wajib:
Dilakukan antara terbenamnya matahari hingga waktu fajar kedua (fajar sadiq) dan hanya cukup satu kali niat saja yaitu pada awal malam Ramadhan pertama.
Dalam berniat  puasa maka wajib diucapkan, misanya ini puasa Ramadhan atau puasa sunnah.[18]
Puasa wajib:
Niat pada malam hari atau sampai matahari condong ke barat.
Dalam berniat puasa tidak wajib untuk diuacapkan.

Puasa wajib:
Dilakukan antara terbenamnya matahari hingga waktu fajar kedua (fajar sadiq).
Dalam berniat  puasa maka wajib diucapkan, misanya ini puasa Ramadhan atau puasa sunnah.
Puasa wajib: Dilakukan antara terbenamnya matahari hingga waktu fajar kedua (fajar sadiq).
Dalam berniat  puasa wajib maka diucapkan, misanya ini puasa Ramadhan atau puasa sunnah.

B.     Syarat sah puasa
No
Madzhab Maliki
Madzhab Hanafi
Madzhab Hambali
Madzhab Safi’i
1
Niat
Niat
Niat
Niat
2
Islam
Islam
Islam
Islam
3
_
_
_
Berakal
4
Suci dari haid dan nifas
Suci dari haid dan nifas
Suci dari haid dan nifas
Suci dari haid dan nifas

C.    Hal-hal yang membatalkan puasa
Madzhab
Wajib Qada dan Kifarat
Wajib Qada dan Tidak Kifarat
Tidak Qada dan Tidak Kifarat
Maliki
a)      Melakukan berhubungan intim.
b)      Muntah dengan sengaja.
c)      Masuknya cairan melalui tenggorokan, mata, telinga dan hidung.
d)     Makan dengan sengaja.
Sakit
a)      Muntah dengan sengaja.
b)      Masukan sesuatu lewat tenggorokan.

Hanafi
a)      Menjamah makan dan minum tanpa uzur syar’i.
b)      Melakukan berhubungan intim.
c)      Bepergian dan sakit.[19]

Memenuhi nafsu birahinya hanya sesasat.
Karena lupa.
Hambali
Melakukan berhubungan intim.
a)      Makan dengan sengaja.
b)      Minum obat dengan sengaja (seperti cairan infuse yang masuk ke tubuh).muntah dengan sengaja.
c)      Orang yang memantik bekam tanpa mengeluarkan darah.
a)      Melakukan bekam sampai mengeluarkan darah.
b)      Mimisan dan muntah-muntah.
Safi’i
Melakukan berhubungan intim.[20]
a)      Makan dengan sengaja.
b)      Merokok.
c)      Membersihkan telinga.
d)     Berkumur dan menghisap air ke hidung.
e)      Muntah dengan sengaja.[21]


BAB HAJI
A.    Syarat-Syarat Haji Menurut Imam Madzhab[22]
No
Madzhab Maliki
Madzhab Hanafi
Madzhab Hambali
Madzhab Safi’i
1
Islam
Islam
Islam
Islam
2
Berakal
Berakal
-
-
3
Baligh
Baligh
Baligh
Baligh
4
Merdeka
Merdeka
Merdeka
Merdeka
5
Istitha’ah (Kemampuan)
Istitha’ah (Kemampuan)
Istitha’ah (Kemampuan)
Istitha’ah (Kemampuan)



B.     Rukun-rukun Haji Menurut Imam Madzhab
No
Rukun Haji
Madzhab Maliki
Madzhab Hanafi
Madzhab Hambali
Madzhab Safi’i
1
Ihram
a.       Niat
b.      Dilakukan dengan bersama dengan talbiyah.
a)      Niat
b)      Dilakukan dengan bersama dengan talbiyah.


-


-
2
Tawaf Ifadhah
a.       Waktu tawaf dari hari Id al-Nhr (10 Dzul Hijjah) hingga akhir bulan Dzul Hijjah.
b.      Jika menunda haji dari waktu yang sudah ditentukan  maka harus bayar dam dan hajinya sah dilaksanakan sebelum waktunya dan tidak juga setelahnya.

a.       Waktu tawaf dari waktu fajar hari hari Nahr (tanggal 10 Dzulhijjah) hingga akhir usia setelah berwuquf di Arafah.
b.      Apabila  ia tidak berwuquf di Arafah pada waktunya yang akan dijelaskan nanti, maka tawaf ifadhahnya tidak sah; dan hajinya pun batal.[23]
a.       Waktu tawaf dimulai dari pertengahan malam Id al-Nahr bagi yang telah berwuquf di Arafah.
b.      Tawaf sebelum wuquf di Arafah, maka hajinya batal.
c.       Batas akhir waktu tawaf ini tidak ada. Maka ia dituntut melaksanakannya selama ia masih hidup.
a.       Waktu tawaf  dimulai setelah pertengahan malam dari malam Nahr. Waktu yang paling utama adalah pada dari Nahr; dan tawaf ifadhah tidak mempunyai batas akhir waktu, bahkan ia boleh menundanya hingga waktu kapan saja yang ia kehendaki.
3
Sa’i diantara safa dan Marwah
a.       Syarat sah sa’i:
Dilaksanakan 7x jalan, mulai sa’i dari shafa, muwalat (berturut-turut, runtun), sa’i dilaksanakan setelah tawaf.
b.      Sunah sa’i:
Mencium hajar aswad sebelum keluar melaksanakan sa’i, sa’i tidak terpisah dari tawaf, membaca doa diatas bukit tanpa henti.
a.       Ketentuan wajib Haji:
Melaksanakan setelah tawaf, sa’i itu dilakuakn 7x jalan, berkendara tanpa uzur wajib mengulang atau bayar dam, memulai sa’inya dai Shafa dan berakhir di Marwah.
b.      Sunah Sa’i:
Antara tawaf dan sa’i dilakukan dengan runtun, suci dari hadas, berlari kecil antara dua mil, membaca takbir, tahlil, dan doa apa saja sambil menghadap ke Baitullah, memegang hajar aswad.  

a.       Syarat-syarat sa’i:
Niat, berakal, beruntun, berjalan kaki bagi yang mampu, sa’i dilaksanakan setelah tawaf, sa’i dilaksanakn 7x jalan, tumit kakinya (jari kaki) menyentuh bukit shafa dan marwah.
b.      Sunah sa’i:
Suci dari hadas dan najis, menutup aurat, melangsungkan antara sa’i dan tawaf.

a.       Syarat-syarat sa’i:
Memulai  dari shafa dan berakhir di marwah, dilaksanakan 7x jalan, dilaksanakan setelah tawaf ifadhah dan qudum.
b.      Sunah-sunah sa’i:
Hendaklah ia keluar dari pintu shafa untuk bersa’i yaitu salah satu pintu Masjidil Haram, mendaki bukit shafa hingga dapat melihat ka’bah, membaca doa diantara dua sa’i, suci dari hadas dan najis, tidak benkendara kecuali uzur.
4
Datang ke Padang Arafah dan Cara Melaksanakan Wuquf

a.       Syarat wukuf di arafah:
Niat.
b.      Sunah wukuf:
Menjamak sholat dhuhur dan ashar.
a.       Syarat wukuf:
Datang tepat waktu.
b.      Sunah wukuf:
Mandi, menyampaikan dua khutbah bagi imam, Sunah wukuf:
menjamak sholat dhuhur dan ashar, tidak berpuasa, mempunyai wudlu.

a.       Syarat wukuf:
Wukuf dilakukan pada tanggal 9-10 dzulhijah.
b.      Sunah wukuf:
Wukuf diatas kendaraan, menghadap kiblat, mengangkat kedua tangan ketika berdoa.
a.       Syarat wukuf:
Datang ke Arafah pada tanggal 9-10 dzulhijah.
b.      Sunah wukuf:
Wukuf di Jabal Rahmah, banyak berdoa, takbir dan tahlil, mengangkat kedua tangan, suci dari hadas dan najis.













DAFTAR PUSTAKA
Al-Jaziri, Syekh Abdurrahman (alih bahasa : Prof. H. Chatibul Umam dan Abu Hasan Fuadi)
Al-Fiqh ‘Ala Al-Madzahib Al-Arba’ah (Fiqh Emapat Madzhab). Jakarta: Darul Ulum
Press, 1996.
Al-Jaziri, Abdurrahman. Fiqh Empat Madzhab (Bagian Ibadah Thaharah). Jakarta: Darul
Ulum Press. 2002.
Atjeh, Aboebakar. Ilmu Fiqh Islam Dalam Lima Madzhab. Jakarta: Islamic Research
Institute. 1997.
Mughniyah, Muhammad Jawad. Fiqh Lima Madzhab. Jakarta: Lentera. 2001.
Muhammad bin ‘Abdurrahman ad-Dimasyqi, Syaikh al-‘Allamah, Fiqh Empat Mazhab
Cetakan ke-18. Bandung: Hasyimi. 2015.
Musyaffa’, Fadlolan. Shalat di Pesawat dan Angkasa. Langitan: Syauqi Press. 2007.
Pamungkas, M. Imam Dan Surahman, H Mama. Fiqh Empat Madzhab. Jakarta: Al-Makmur.
Ulfah, Isnati.  Fiqih Ibadah. Ponorogo: STAIN Po PRESS. 2009.
Zuhaili, Wahbah. Fiqh Islam Wa Adillatuhu terj. Abdul Hayyie al-Kattani Jilid. 1. Jakarta:
Gema Insani. 2010.




[1] Abdurrahman Al-Jaziri, Fiqh Empat Madzhab (Bagian Ibadah Thaharah), (Jakarta: Darul Ulum Press, 2002), hlm. 3-9
[2]Abdurrahman Al-Jaziri, Fiqh Empat Madzhab (Bagian Ibadah Thaharah),…, hlm. 15.
[3] Abdurrahman Al-Jaziri, Fiqh Empat Madzhab (Bagian Ibadah Thaharah),…, hlm. 24.
[4] Abdurrahman Al-Jaziri, Fiqh Empat Madzhab (Bagian Ibadah Thaharah),…, hlm. 27.
[5] Abdurrahman Al-Jaziri, Fiqh Empat Madzhab (Bagian Ibadah Thaharah),…, hlm. 124.
[6] Aboebakar Atjeh, Ilmu Fiqh Islam Dalam Lima Madzhab, (Jakarta: Islamic Research Institute, 1997), hlm. 67.
[7] Fadlolan Musyaffa’, Shalat di Pesawat dan Angkasa, (Langitan: Syauqi Press, 2007, hlm. 25
[8] Wahbah Zuhaili, Fiqh Islam Wa Adillatuhu terj. Abdul Hayyie al-Kattani Jilid. 1, (Jakarta: Gema Insani, 2010), hlm. 600
[9] Isnatin Ulfah, Fiqih Ibadah, (Ponorogo: STAIN Po PRESS, 2009), hlm. 69.
[10] Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqh Lima Madzhab, (Jakarta: Lentera, 2001), hlm. 104.
[11] Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqh Lima Madzhab,……,, hlm. 105.
[12] Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqh Lima Madzhab,……,, hlm. 105.

[13] Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqh Lima Madzhab,……,, hlm. 111.
[14] Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqh Lima Madzhab,……,, hlm. 115.
[15] Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqh Lima Madzhab,……,, hlm. 177.
[16] Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqh Lima Madzhab,…., hlm. 187
[17] Syaikh al-‘Allamah Muhammad bin ‘Abdurrahman ad-Dimasyqi, Fiqh Empat Mazhab Cetakan ke-18, (Bandung: Hasyimi, 2015), hlm. 150.
[18] Syaikh al-‘Allamah Muhammad bin ‘Abdurrahman ad-Dimasyqi, Fiqh Empat MadzhabCetakan Ke-18,……, hlm. 150.
[19] Syaikh al-‘Allamah Muhammad bin ‘Abdurrahman ad-Dimasyqi, Fiqh Empat Madzhab,…., hlm. 393-394.
[20] M. Imam Pamungkas, M.Ag Dan H Maman Surahman,Lc,M.Ag, Fiqh Empat Madzhab, (Jakarta: Al-Makmur),
[21] Syaikh al-‘Allamah Muhammad bin ‘Abdurrahman ad-Dimasyqi, Fiqh Empat Madzhab,…., hlm. 409.
[22] Syekh Abdurrahman Al-Jaziri (alih bahasa : Prof. H. Chatibul Umam dan Abu Hasan Fuadi), Al-Fiqh ‘Ala Al-Madzahib Al-Arba’ah (Fiqh Emapat Madzhab), (Jakarta: Darul Ulum Press, 1996), hlm. 180.

[23] Syekh Abdurrahman Al-Jaziri (alih bahasa : Prof. H. Chatibul Umam dan Abu Hasan Fuadi), Al-Fiqh ‘Ala Al-Madzahib Al-Arba’ah (Fiqh Emapat Madzhab),….., hlm. 216-221.

FORM KAJIAN ILMIAH DAN DISKUSI Tanggal           : Rabu, 26 April 2017 Tempat            : Rest Area Jubung (Café Kahyangan) Jenis Ka...